twitter
    Follow Me On Twitter :)

Jumat, 28 Januari 2011

Diagnosa Penyakit Jantung

Diagnosa penyakit jantung bermacam-macam, begitu pun dengan gejala klinis yang ditampilkan.
Berikut ini merupakan diagnosa penyakit jantung berdasarkan jenisnya:

1). Penyakti Jantung Koroner
gejala tidak akan tampak, kecuali dalam keadaan akut /serangan tiba-tiba, misalnya :
a. nyeri dada seperti tertimpa benda berat yang menjalar bisa ke leher, rahang atau ke ulu hati.
b. keringat dingin.
c. bisa juga disertai dengan sesak nafas, mual, muntah, sakit kepala, bahkan sampai pingsan.

2). Penyakit Jantung Bawaan
a. Sianotik ( ciri klinisnya biru di bagian tubuh, bibir, jari-jari tangan)
b. Asianotik ( tidak biru )

3). Penyakit Jantung Katup
Dokter atau perawat dapat mendengarkan bunyi jantung abnormal pada penderita ini dengan menggunakan stetoskop.
tampak secara klinis tidak nyata, kecuali sudah terjadi komplikasi penyakit tersebut : gagal jantung, penderita biasanya merasakan sesak nafas.

4). Gagal Jantung
Gagal jantung ada 4 kelas:
a. fungsional class 1
b. fungsional class 2
c. fungsional class 3
d. fungsional class 4

fungsional class 1, ini dapat dirasakan pada kita orang yang sehat bila setelah melakukan aktifitas yang berlebih / rasa cape setelah olah raga. Jadi class 1 adalah tergolong normal.
secara umum gagal jantung dicirikan :
a. Cepat terasa capek
b. Sesak nafas, baik saat aktifitas biasa, ringan, bahkan pada saat istirahat ( tergantung class nya).
c. tungkai bengkak ( edema )
d. sulit tidur pada posisi berbaring, biasanya lebih nyaman dengan posisi setengah duduk.

5). Penyakit Jantung Infeksi
biasanya penderita merasakan demam/ menggigil pada masa inkubasi.
Hasil yang spesifik dapat terlihat dari nilai laboratorium / pemeriksaan Echocardiolografi.
Baca Selengkapnya»»

Manfaat Jalan Kaki Untuk Kesehatan

Sebuah Studi  mengukuhkan bahwa berjalan dengan tergopoh-gopoh dan bukan jalan santai memang memberi banyak manfaat bagi kesehatan kita. Inilah sembilan manfaat yang dapat diperoleh dari aktivitas jalan kaki

1. Serangan Jantung
Pertama-tama tentu menekan risiko serangan jantung. Seperti  Kita ketahui bahwa otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal dalam memompakan darah tanpa henti. maka dari itu,otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebih deras dan lancar. Nah, dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh akan memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung. Sehingga kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.

Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang juga terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan berkurang.

Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan. Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko serangan jantung menjadi tinggal separuhnya.

2. Stroke
Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-gopoh terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan jantung koroner, namun dalam beberapa studi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yang lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, terlihat bahwa risiko mereka terserang stroke menurun duapertiga.


3. Berat badan stabil
Dengan membiasakan berjalan kaki rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin ada akan ikut terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga kenaikan berat badan tidak terjadi.

4. Menurunkan berat badan
Selain berat badan dipertahankan stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajin melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.

5. Mencegah kencing manis
Dengan membiasakan berjalan kaki melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases).

Sebagaimana kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat antidiabetes.

6. Mencegah osteoporosis
Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.

Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.

7. Meredakan encok lutut
Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang, keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri.

Satu hal yang perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis, dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang gemuk.

Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk, sepatu gagal berperan sebagai peredam goncangan (shock absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini yang memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko terkena gangguan sendi.

Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan kegiatan berjalan kaki, bisa jadi lantaran keliru memilih jenis sepatu olahraga. Sepatu bermerek menentukan kualitas bantalannya, selain kesesuaian anatomi kaki. Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun, bisa memperburuk kondisi sendi-sendi tungkai dan kaki, akibat beban dan goncangan yang harus dipikul oleh sendi.

8. Depresi
Bergerak badan dengan berjalan kaki cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yang harus diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.

9. Kanker
Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan penurunan risiko terkena kanker payudara.
Baca Selengkapnya»»

Senin, 24 Januari 2011

Resiko Penyakit Jantung Terhadap Panjang Kaki

Resiko terkena gangguan jantung pada pemilik kaki panjang lebih kecil jika dibanding pemilik kaki pendek. Itu menurut penelitian di University of Bristol, Inggris, yang dipimpin Dr. Kate Tilling.

Para periset mengatakan bahwa data dari 12.254 pria dan wanita yang berumur antara 44-65 tahun yang diteliti, ditemukan adanya hubungan antara panjang kaki dengan intimal-medial thickness (IMT), yaitu suatu ukuran untuk ketebalan dinding pembuluh darah yang digunakan untuk mendeteksi awal adanya gangguan aterosklerosis.

Aterosklerosis merupakan kondisi dinding pembuluh darah mengeras karena plak dan kotoran, sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah.

Diketahui pula bahwa semakin panjang kaki seseorang, maka semakin tipis pula tumpukan lapisan di dinding pembuluh darahnya. Keadaan ini mengindikasikan sedikitnya penumpukan plak dan kotoran di dalam pembuluh darah serta rendahnya risiko terkena penyakit jantung dan stroke.

Tilling dan timnya mengatakan dalam laporan di American Journal of Epidemiology, bahwa panjangnya kaki sangat dipengaruhi oleh masa-masa awal kelahiran. misalnya, berbagai pengkajian menghubungkan antara pemberian ASI, pola makan penuh energi pada usia 2-4 tahun, serta pengaruh ketersediaan gizi di masa kanak-kanak dengan kaki yang lebih panjang.

Dalam meneliti apakah panjangnya kaki ada hubungan dengan gejala-gejala awal penyakit jantung dengan pembuluh darah, juga yang akan menunjang pendapat yang mengaitkan hubungan antara faktor kehidupan di awal kelahiran dengan kejadian serangan jantung dan risiko stroke, maka para peneliti membandingkan panjang kaki dengan intimal-medial thickness pembuluh pada pria maupun pada wanita yang berpartisipasi pada penelitian tersebut. Para Peneliti menentukan panjangnya kaki dengan cara mengurangi tinggi seseorang pada saat berdiri dengan tinggi pada saat duduk.

Dari penelitian itulah diketahui bahwa panjangnya kaki seseorang berhubungan langsung dengan IMT. Penelitian ini merupakan kesimpulan Tilling bersama tim riset.
Baca Selengkapnya»»

Jumat, 21 Januari 2011

Tips Agar Tampak Awet Muda

Sering orang mengeluhkan keadaan kulit terutama wajah yang tampak lebih tua daripada umur yang sebenarnya.

Berikut ini delapan tips agar Anda tetap tampil awet muda:

1.Tetap merasa bahagia

Merasa bahagia merupakan salah satu kunci utama agar tetap tampil awet muda. Dalam setiap kegiatan, usahakan agar apa yang Anda kerjaan sesuai dengan apa yang Anda inginkan. Hindari rasa stres serta perasaan bersalah maupun tertekan karena paksaan orang lain. Ingatlah bahwa apa yang anda rasakan akan tercermin pada raut wajah Anda. Orang yang sedang merasa bahagia, maka wajahnya juga terlihat berseri-seri, santai dan nampak lebih muda daripada usia yang sebenarnya.

2.Usahakan Banyak bergerak

Dalam sehari luangkan waktu untuk berolahraga seperti joging, jalan santai, bersepeda maupun berenang sekitar setengah jam setiap hari. Dengan olahraga maka resiko terkena steoporosis, serangan jantung dan kanker pun akan mengecil. Olahraga teratur juga dapat memperkuat tulang, meningkatkan fleksibilitas otot, serta mengurangi stres, karena sel-sel di dalam tubuh mendapat lebih banyak oksigen.

3.Konsumsi vitamin C

Vitamin C bisa diperoleh dengan mengkonsumsi buah-buahan segar seperi jeruk, sayur-mayur berwarna hijau seperti brokoli atau suplemen vitamin C yang banyak dijual di apotek dengan dosis sebanyak 1000 mg perhari. Vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh, melindungi tubuh dari efek yang ditimbulkan oleh polusi dan mengurangi risiko terkena kanker.

4. Konsumsi air putih

Di samping konsumsi vitamin C, perbanyak juga minum air putih. Meminum air putih minimal 8 gelas per hari dapat memperlancar kerja organ tubuh, menjaga kesegaran kulit, serta mengurangi stres.

5.Gunakan pelindung UV

Salah satu faktor utama penyebab penuaan dini adalah matahari. Oleh karena itu, usahakan gunakan selalu lotion pelembab secara teratur setiap hari, terutama jika akan bepergian di siang hari agar kulit tetap segar, lembab serta tidak terbakar oleh sinar matahari.

6.Istirahat cukup

Setiap Manusia membutuhkan tidur sedikitnya 8 jam setiap hari. Istirahat yang cukup akan  bermanfaat untuk menghindari terbentuknya kantung mata, wajah kusam dan kulit keriput.

7.Penampilan yang Baik

Meski usia terus bertambah, namun kita harus tetap perhatikan penampilan. Gunakanlah make-up yang tipis untuk kesan natural dengan tetap memperhatikan kondisi serta jenis kulit Anda.

8.Tetap Percaya Diri

Orang yang selalu pesimis tentunya tidak percaya diri, gampang putus asa, sehingga  bisa berakibat depresi. Tetaplah berusaha menjadi orang yang optimis dalam segala hal, sebab dengan optimis akan membuat pikiran kita terbuka sehingga hidup akan lebih sehat.
Baca Selengkapnya»»

Dampak Negatif Merokok

Mungkin kita semua sudah tahu kalau rokok berbahaya bagi kesehatan. Tapi anehnya justru setiap tahun jumlah pecandu rokok seperti di Indonesia terus bertambah. Sebuah data pernah menyebutkan bahwa 31.4 persen dari seluruh penduduk di Indonesia adalah perokok, 4.83 persen diantaranya wanita.

Benda yang bernama rokok ini memang menimbulkan efek adiktif (ketagihan) bagi tubuh akibat kandungan zat nikotin. Walaupun zat adiktif yang terdapat pada rokok tidak sebanyak adiktif pada narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya seperti narkoba, namun zat adiktif rokok juga sulit dilepaskan.

Salah seorang wanita pengguna rokok berinisial R (umur 30 tahun) mengaku kalau sudah mulai merokok sejak kelas 4 SD. Kini ia sudah merasa bahwa rokok telah jadi bagian dari dirinya yang sulit ditinggalkan. Dalam sehari ia bisa menghabiskan sampai dua bungkus rokok. Seorang wanita Lain (umur 28 tahun) yang bekerja sebagai Wartawati di sebuah harian surat kabar mengaku bahwa sudah mulai mengenal namanya merokok sejak di bangku kuliah, dan jumlah rokok yang dihisapnya justru semakin banyak ketika sudah menjelang deadline. Dia berkata bahwa pernah juga mencoba berhenti merokok selama seminggu, tapi dia merasa tubuhnya menjadi lemas, pusing dan mual.

seorang dokter spesialis paru yang juga Ketua III Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) bernama dr Tjandra Yoga Aditama, mengatakan bahwa yang merupakan  gejala-gejala yang dirasakan oleh para perokok tersebut disebut dengan withdrawal symptom yang mulai muncul pada saat orang akan berhenti merokok. Menurut Tjandra Obat untuk mengurangi withdrawal symptom adalah dengan nikotin juga, karena awal penyebabnya memang nikotin.

Ada beberapa teknik pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati efek kecanduan pada perokok, yaitu melalui Nicotine Replacement Therapy (NRT), yaitu sebuah cara dengan mengurangi kadar nikotin secara perlahan-lahan. Dalam dua minggu, seorang pasien dapat diberikan nikotin dalam bentuk plester, permen karet, inhalasi, roll on maupun  suntikan, yang dosisnya terus dikurangi sedikit demi sedikit.

Memang tidaklah mudah untuk berhenti dari kebiasaan merokok, Namun kebiasaan itu bisa diubah jika perokok memiliki motivasi yang tinggi untuk berhenti. Buktinya Seorang perokok berat dapat berhenti merokok ketika sedang menjalankan ibadah puasa, hal ini dikarenakan dia memiliki sebuah motivasi. Jika motivasi ini diteruskan, maka kemungkinan berhenti merokok akan semakin besar.

Apa Bahaya Rokok?

Mungkin kita tidak pernah lupa dengan pesan pemerintah di setiap bungkus rokok yang bertuliskan "Rokok dapat menyebakan kanker, serangan jantung dan gangguan kehamilan". Yah itulah sebagian dari bahaya rokok. Bahaya lain dari rokok antara lain infertilitas, gangguan reproduksi seperti nyeri haid dan menopouse lebih awal, kulit jadi keriput, kanker leher rahim dan pada ibu yang merokok dapat menyebabkan abortus serta kematian janin.

Perokok yang pasif juga dapat menderita penyakit seperti kanker paru, termasuk pertumbuhan paru. Jadi sebaiknya kita berusaha untuk tidak berada dekat dengan orang yang sedang merokok agar asap rokok mereka tidak kita hisap.

Selain penyakit yang disebutkan di atas, sebenarnya masih ada beberapa efek dari rokok terhadap tubuh yang jarang dipublikasikan, seperti gangguan katarak pada mata, menurunkan sistem kekebalan tubuh hingga mengakibatkan kerontokan rambut, kulit jadi cepat keriput, kehilangan pendengaran dini, lebih mudah terkena osteoporosis, menimbulkan kerusakan gigi, serta mengurangi jumlah dan kelainan bentuk sperma.

Ayo Berhenti Merokok dari Sekarang

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa jika seorang pecandu rokok yang berhenti dalam dua hari berturut-turut, maka kemampuan untuk mengecap dan menghirup udara akan membaik. Kalau berhenti merokok dalam dua sampai 12 minggu, maka sirkulasi darahnya akan membaik. Kalau berhenti merokok dalam tiga sampai sembilan bulan, maka batuk dan gangguan pernapasannya akan menghilang. Kalau berhenti merokok dalam waktu lima tahun,  maka resiko terkena penyakit jantung koroner akan turun 50 persen, dan jika berhenti dalam waktu 10 tahun, maka kemungkinannya bisa disamakan dengan orang yang tidak merokok sama sekali.

Kalau kita benar-benar menghargai kesehatan, tentunya akan berusaha dengan tekad dan motivasi yang tinggi, dan seperti yang diutarakan di atas bahwa dengan motivasi yang tinggi akan bisa memberikan kekuatan untuk berhenti merokok.
Mulailah berhenti merokok dari sekarang, pepatah mengatakan bahwa dimana ada kemauan maka di situ ada jalan
Baca Selengkapnya»»